oleh

Cek dan Ricek Cegah Penularan Virus Hoaks

Jakarta, SIN Banten – Mudahnya akses konsumsi dan produksi informasi melahirkan dunia  yang penuh dengan informasi. Saat ini, kita tidak hanya menghadapi pandemi COVID-19 saja,  namun juga infodemi yang berisikan hoaks dan disinformasi. Informasi-informasi yang salah ini  ada yang sengaja dibuat dan ada pula yang melakukannya secara tidak sadar karena  ketidaktahuan, dorongan emosi sesaat, atau hanya karena faktor ketidaksukaan semata. 

Baru-baru ini salah satu contoh disinformasi terkait vaksin COVID-19 adalah Beredar sebuah  tangkapan layar dari pesan berantai di WhatsApp yang mengklaim bahwa Danramil Kebomas  Kodim 0817 Gresik, Mayor Kav Gatot Supriyono meninggal dunia akibat disuntik Vaksin COVID 19. Kemudian ada narasi menyinggung nama Kasdim 0817/Gresik, Mayor Sugeng Riyadi. 

Namun, faktanya berdasarkan klarifikasi dari WaAsops Kasad TNI AD, Brigadir Jenderal  Supriono kepada Kementerian Kominfo, disebutkan bahwa Danramil Kebomas, Mayor Kav Gatot  Supriyono meninggal dunia dengan indikasi serangan jantung dan belum pernah diberikan vaksin  COVID-19. Sebelumnya, almarhum melaksanakan rapid antigen di Poskes Gresik pada Kamis,  14 Januari 2021 dengan hasil negatif. 

Baca Juga  Bambang Noertjahjo Jabat Sekda Definitif dan Plh Walikota Tangsel

Fakta lainnya adalah, sampai saat ini Kasdim 0817/Gresik Mayor Inf Sugeng Riyadi masih dalam  keadaan sehat walafiat. Dan Mayor Sugeng merupakan salah satu dari tujuh orang yang  mendapatkan vaksin perdana di Gresik. Hoaks seperti ini merupakan satu dari banyaknya hoaks  yang beredar terkait vaksin COVID-19. 

Dari catatan Kementerian Komunikasi dan Informatika, dalam kurun waktu 3-18 Januari 2021  setidaknya sudah ada 24 disinformasi atau hoaks terkait vaksin COVID-19. Ini berarti hampir tiap  hari ada disinformasi dan hoaks yang dibuat dan diedarkan. Di era informasi yang serba digital,  satu disinformasi atau hoaks saja bisa diviralkan ke ribuan orang dengan cepat melalui berbagai  platform. 

Baca Juga  Investasi Terbesar Selama Hampir 10 Tahun Terakhir, PLTA Kayan Cascade Bakal jadi Legacy Jokowi untuk Energi Bersih

Penyebaran infodemi berefek pada biasnya informasi sehingga bisa menutupi informasi informasi yang valid dari sumber-sumber resmi. Adanya infodemi semakin memperkeruh  keadaan. “Kita semua berperan sangat penting dalam menghadapi hoaks. Kita perlu lebih teliti  dalam menyaring informasi dan tidak terpancing dengan judul-judul informasi yang provokatif  serta kemudian menyebarkannya karena dorongan emosi semata,” ujar Juru Bicara Kementerian  Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi.

Kemkominfo terus meningkatkan upaya memerangi infodemi yang membawa virus hoaks atau  berita bohong ini dengan menyediakan layanan Chatbot Anti Hoaks terkait pandemi COVID-19  yang dirancang untuk menjawab setiap pertanyaan publik mengenai informasi yang masih  diragukan kebenarannya. Laporan yang diterima Kementerian Kominfo akan diverifikasi sebelum  ditindak. 

Baca Juga  Tiga Pilar Polresta Tangerang melaksanakan patroli Hunting

Kemkominfo juga telah berkoordinasi dengan platform media sosial untuk bersama-sama  menangani hoaks COVID-19 di Indonesia. Serta bersinergi dengan Bareskrim Polri bekerja  melalui cyber ground atau patroli sibernya Kominfo dengan waktu operasi 24 jam sehari dan 7  hari seminggu. Selain itu, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) bekerjasama dengan  WhatsApp juga membuat chatbot pengecek fakta Turn Back Hoax di nomor WA 0859-2160-0500. 

Informasi-informasi yang muncul di media sosial harus diperiksa terlebih dahulu sehingga tidak  mudah terhasut. Agar tidak mudah termakan hoaks dan hasutan, harus melakukan cek silang  dari beberapa sumber. Sebelum menularkan berita-berita yang belum terkonfirmasi, sebaiknya  cek dulu kebenarannya ke Kemkominfo atau lembaga independen seperti Mafindo. (KCPEN)

News Feed