CEO Gaido Travel Hasan Gaido bersama 96 jamaah Gaido Travel selesai melaksanakan berbagai proses haji dan kemudian berangkat pada 14 Dzulhijah ke Madinah ziarah ke makam Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Haji merupakan kewajiban setiap muslim merupakan yang tidak bisa dipisahkan dari rukun islam, syahadat sholat, zakat, puasa dan haji apabila mampu.
“Maka pelaksanaan ibadah haji yang kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri bukan untuk Allah dan juga yang lain nya,” ucap M Hasan Gaido.
Niat haji harus diluruskan bukan karena keinginan atau status sosial tapi niat haji karena Allah, sehingga bisa diterima Allah dengan tujuan mencapai haji yang mabrur.
“Kenapa ibadah haji begitu istimewa ? karena ibadah haji merupakan ibadah ba’daniah hadirnya fisik, dan ibadah maliyah harta yang cukup mahal dengan disesuaikan kemampuan masing-masing, maka melaksanakan ibadah haji dapat diartikan seseorang mengorbankan jiwa, raga, dan harta bendanya guna memenuhi bekal perjalanan hajinya,” jelas Gaido.
Ibadah Haji membuktikan keimanan dan ketaatan kepada Allah, membuktikan bahwa kita adalah hamba dan Allah pemilik kerajaan langit dan bumi.
“Kita hadir di Arafah dengan banyak permohonan, semua yang hadir membawa proposal harapan dan doa,” ucapnya.
Doa adalah kesaktian orang beriman dan Allah meminta kepada kita agar memohon dan meminta kepadanya. Maka di hari arafah, doa pasti akan dikabulkan karena itu janji Allah, apa bila kita tidak berdoa maka kita di msebut manusia yang sombong.
Lebih jauh Gaido mengatakan, pengalaman spirit hajinya merupakan kekuatan doa.
“Saya pernah dalam satu waktu pengen meludah didepan kabah dan berdoa agar ada pertolongan, maka tidak masuk akal ada tisue terbang dan bisa saya tangkap. Saat itu juga saya bersihkan air liur saya dengan tisue tersebut dan wangi sekali,” ceritanya.
Ketika Gaido berdoa agar keluarga bisa ke mekkah, atas izin Allah semua keluarganya bisa naik haji.
Selain itu ia menceritakan, ketika ada jemaah yang sakit pakai kursi roda di arafah diarahkan untuk berdoa ketika mabit di Mina, jemaah tersebut sudah bisa lepas dari tongkat dan kursi roda.
Ketika dihadapkan dalam pelaksanaan haji dengan jutaan manusia, bergerak bersama maka terjadi kemacetan, kelaparan dan di tempat banyak masalah tapi atas izin Allah, semua diberikan kemudahan.
“Tahun inj perjalaan sangat mudah dan lancar, padahal kita tahu banyak sekali kejadiaan di tempat lainnya tentang kemacetan, kelaparan dan masalah lainnya. Namun sampai hari ini kami di Madinah akan balik ke Jakarta, allham dulilah lancar,” papar Gaido.
Katanya, doa merupakan spiritual haji yang sangat dahsyat, sehingga ia jadikan sebagai kebijakan dalam kehidupan dan berbisnis.
“Saya bersyukur kepada Allah, saya bisa dipercaya diberbagai jabatan termasuk selaku Presiden Indonesia Saudi Arabia Business Council dan Waketum Bidang Antar Lembaga dan Perkumpulan Uang Banten. Kekuatan doa bukan karena pintar, hebat atau bisa tapi ini adalah anugrah dari Allah. Ini adalah kekuatan doa,” pungkasnya.
Jadikan doa sebagai teman perjalanan dan sebagai kekuatan diri.
Waktu ia dan jemaah haji Gaido Travel mau lontar jumrah 10 dzulhijjah 1444 H/2023 jalan pada ditutup oleh petugas, sebagian bus sudah diputar tidak boleh masuk tenda Mina. Akhirnya Gaido dan rombongan sepakat doa bersama agar bisa lewat, atas izin Allah Gaido dan rombongan bisa masuk ke tenda Mina, sementara bus yang lain harus diputar, tidak bisa masuk kawasan tenda Mina untuk mabit dan lontar jumrah.
“Semoga kekuatan doa bisa menjadi motivasi bagi calon jemaah haji, selalu berdoa dan berusaha agar haji kita menjadi haji yang mabrur,” harapnya.
Dari perjalanan spiritual hajinya, ia jadikan sebagai kekuatan doa dalam membangun kerajaan bisnis yang akhirnya menjadi SOP perusahaan, yakni setiap pagi wajib baca doa jam 08.00 sampai jam 08.30 di Gaido Bank Syariah dan di perusahaan lainnya jam 08.30 sampai 9.00.di Gaido Travel, digital hospital Baduy outbound, media haji umrah dan lainnya
“Kita tahu doa adalah kesaktian orang beriman dan kita diminta memohon dan meninta kepada Allah yang akan dikabulkan,” tutupnya.(*)